Rabu, 30 Januari 2013

CONTOH LAMARAN



BOGOR, January 24th 2013


To:
HRD PERSONALIA
PT. BANK NEGARA INDONESIA ,Tbk
GEDUNG BNI JL.JEND.SUDIRMAN KAV 1
 JAKARTA 10220

Re: Application Letter

Dear Sir/ Madam,

Having information about the vacant position teller or customer services .I found that the position is suitable to my personal and experience background.

I have been studying at Gunadarma University ,Accounting , and have been  studying at Indraprasta University, Counseling Program, Faculty of Education and Social Science for the Extension Class.

Based on to my experiences, I was responsible to all of my duties, I have no difficulties in understanding new concepts/rules, and always try to be one of the company’s valuable employees.

Refers to all these backgrounds, I believe that I can fulfill the requirement of the vacant position and I am confident that my skills could make great contribution to your company.
Therefore I would appreciate the opportunity to discuss my qualification for this position in greater detail with you in personal at your convenience time.

Thank you for your consideration and I look forward to hear  from you.

 




Fransisca Gayatri Oktaviaa

Rabu, 09 Januari 2013

TAHU DIRI

TAHU DIRI

Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini
 Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak berdiri di depanmu kini
Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati
Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi
Bye selamat berpisah lagi
Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada di sini
Sungguh tak mudah bagiku
Menghentikan segala khayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa
Meradang menjadi yang di sisimu
Membenci nasibku yang tak berubah
Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi
Berkali-kali kau berkata kau cinta tapi tak bisa
Berkali-kali ku telah berjanji menyerah
Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama

Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Rabu, 02 Januari 2013

MAKNA PEMBANGUNAN MASYARAKAT

MAKNA PEMBANGUNAN MASYARAKAT

            Pembangunan manusia dan pembangunan masyarakat satu kesatuan yang saling berkaitan, karena manusia secara kodrati mempunyai kecendrungan untuk hidup bermasyarakat sesuai dengan kedudukannya manusia sebagai makhluk individu.
            Pembangunan masyarakat tidak hanya untuk membina hubungan dan kehidupan setiap orang dalam hidup bermasyarakat, melainkan juga untuk membangun masyarakat. Karena setiap satuan masyarakat mempunyai kekuatan tersendiri yang disebut “community power”. Suatu masyarakat dapat kehilangan kekuatannya jika masyarakat itu mengalami “community disorganization”. Karena itu, betapa penting pembangunan masyarakat apalagi jika mengingat perlunya persiapan yang terencana untuk memasuki bentuk masyarakat (society), baik masyarakat desa maupun masyarakat kota (Taliziduhu Ndraha, 1986).
            Masyarakat dalam konteks pembangunan adalah masyarakat dalam arti komunitas . komunitas artinya masyarakat yang memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan sejarah tertentu dalam pemukiman terkecil.
            Konsep “The Good Community and Competency  ini mengandung sembilan nilai, yaitu :
a.       Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu sama lain secara aktif berdasarkan hubungan pribadi dan kelompok-kelompok primer.
b.      Komunitas memiliki otonomi, yaitu kewenangan dan kemampuan mengurus kepentingan sendiri secara bertanggung jawab.
c.       Komunitas memiliki viabilitas, yakni kemampuan untuk memecahkan masalah sendiri.
d.      Distribusi kekuasaan dilakukan secara merata, di mana setting setiap orang memiliki kesempatan yang sama, bebas memilih dan menyatakan kehendaknya.
e.       Kesempatan yang luas untuk setiap anggota masyarakat dalam berpartisipasi aktif bagi kepentingan bersama.
f.       Keberadaan komunitas memberi makna penting kepada anggota.
g.      Adanya heterogenitas dan perbedaan pendapat.
h.      Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin bagi yang berkepentingan.
i.        Adanya konflik dan “maging confict”.
Dalam masyarakat yang berkompetensi setiap komponen mempunyai :
a)      Kemampuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas.
b)      Kemampuan mencapai kesepakatan tentang sasaran yang hendak dicapai berikut skala prioritasnya.
c)      Kemampuan menemukan dan menyepakati cara dan alat pencapaian sasaran yang telah disetujui.
d)     Kemampuan bekerja sama secara rasional dalam mencapai tujuan.
Moeljanto Tjokrowinoto (1987) berpendapat ada tiga kategori makna pembangunan sosial atau masyarakat, yaitu:
a.       Pembangunan sosial atau masyarakat sebagai pengadaan pelayanan terhadap masyarakat.
b.      Pembangunan sosial atau masyarakat sebagai upaya yang terencana dan terarah untuk mencapai tujuan sosial yang kompleks dan bervariasi.
c.       Pembangunan sosial sebagai upaya yang terencana dan terarah untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam berbuat sesuatu.
Pembangunan masyarakat dalam arti luas berarti perubahan sosial yang terencana dan terencana untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat secara umum baik dari segi budaya, ekonomi, sosial, politik, maupun agama.

STRUKTUR PUISI


 Struktur Fisik Puisi
1. diksi (pilihan kata)
Pilihan kata banyak mengunakan kata-kata yang bernada muram,dipantulkan
oleh kata-kata: gudang, rumah tua, tiang , temali, kelam, laut, tidur,
hilang ombak, ujung dll.
2. pengimajinasian(imagery/pencitraan)
Penggunaan kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang
kita hayati secara langsung melalui pengindraan manusia.
Di antara gudang-gudang, rumah tua , pada cerita ( imaji visual
penglihatan.)
3. kata konkret( penyebab terjadinya imaji)
Untuk melukiskan dan menumbuhkan imajinasi dalam daya bayang pembaca,
maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti: sepi yang mencekam, kapal
tiada berlaut, gerimis mempercepat kelam, kelepak elang menyinggung
kelam.
4. majas(bahasa figuratif)
Gaya bahas hiperbola ditemukan pada kalimat ”dari pantai keempat sedu
penghabisan bisa terdekap”. Kata ”senja” melambangkan berpisahnya suatu
hubungan percintaan. ”perahu tiada berlaut” melambangkan hati yang tiada
keceriaan dankegembiraan karena kehilangan cinta.
5. verifikasi(rima,ritma, metrum)
Masih mengikuti pola lama. Rima akhir setiap bait( /ta-ta-ut-ut(abab) dan
(/ang-ang-ak-ak(aabb), dan pada bait ketiga rima akhir berubah menjadi
(abab). Ritma barupa ikatan yang mengikat bait dengan menggunakan
keterangan kalimat. Pada bait pertama menggunakan frasa/ini kali/ pada
bait kedua menggunakan/gerimis/ pada bait ketiga menggunakan /tiada
lagi). Kata pengikat tersebut memunculkan gelombang irama baru.
6. tipografi(tata wajah)
Mengunakan tipografi puisi konvenional dengan dilengkapi enyambemen
berupa titik ditengah baris yang menunjukan bahwa gagasan pada suatu
baris dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung
muram, desir hari lari berenang.

Struktur batin puisi
1. Tema :
Bertema tentang kedukaan karen kegagalan cinta atau cinta yang gagal shingga menimbulkan kedukaan.
Jika kita uraikan bait demi bait, maka struktur tematik/struktur intaksis sebagai berikut:
Bait I
Penyair merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat memukul hatinya sehingga hatinya mati setelah orang yang di cintainya pergi seperti kapal yang tidak berlaut hidupnya tiada berarti
Bait II
Duka hati penyair menambah kelemahan jiwa karna sepi, kelam, sehingga kelepak elang dapat didengar. Harapan bertemu dengan kekasihnya timbul tenggelam tetapi harus dilupakan karena cintanya tinggal bertepuk sebelah tangan dan menimbulkan kelukaan yang dalam
Bait III
Setelah mendengar Sri Ayati bahwa ia telah membunyai seorang suami hingga harapannya di pertegas dengan “sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan”. Ratap tangis menggema sampai pantai keempat.
2. Nada :
Penyair menceritakan kegagalan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena lukanya benar-benar sangat dalam.
3. Perasaan :
Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan,
kedukaan, kesepian, dan kesendirian itu disebabkan oleh kegagalan cintanya dengan Sri Ayati. Bahkan sedu tangisnya menggumandang sampai ke pantai keempat karena kegagalan cintanya. Harapan untuk mendapatkan perempuan pujaannya diumpamakan sebagai ”pelabuhan cinta”.
4. Amanat : Penyair inggin mengungkapkan kegagalan cintanya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-sungguh akan menyebabkab seseorang menghayati apa arti kegagalan secara total.