ETIKA DALAM KEPEMIMPINAN MANAJERIAL
Etika
bisnis adalah bisnis setiap orang di setiap hari yang meliputi orang-orang dan
tindakan mereka. Maka etika bisnis termasuk semua manajer dan hubungan bisnis
mereka dan juga tindakan-tindakan mereka. Tindakan-tindakan manajerial mereka
selalu mempunyai dimensi etika. Yang pertama adalah, manajer tidak dapat
bekerja dengan ekonomi murni tanpa menyentuh kehidupan manusia. Artinya adalah
bahwa seorang manajer tidak dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dari anak
buahnya. Pekerjaan seorang manajer menjadi ringan dan cepat selesai apabila Ia
diperbantukan oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Lalu apakah
dibantu saja sudah cukup? Tentu tidak! Mereka semua tergabung dalam sebuah tim.
Dalam bisnis, untuk mencapai suatu keberhasilan, maka tim tersebut harus dapat
bekerja dengan baik sehingga dapat nantinya dapat mencapai keberhasilan yang
efektif dan efesien. Nah, di sinilah dibutuhkannya kepemimpinan.
Kepemimpinan
yang baik dalam bisnis adalah kepemimpinan yang beretika. Etika adalah ilmu
normative penuntun manusia, yang memberi perintah bagi kita apa yang harus kita
kerjakan dalam batas-batas sebagai manusia. Itu menunjukkan kita dengan siapa
dan apa yang sebaiknya dilakukan. Maka etika diarahkan menuju perkembangan
manusida dan mengarahkan kita menuju aktualisasi kapasitas terbaik bagi kita.
Kita
terikat dalam etika bisnis setiap kali memanggil seseorang atau pemimpin
manusia secara moral baik atau buruk, benar atau salah, adil atau tidak adil.
Kita semua mempunyai pandangan dengan nilai dan standar untuk dasar kita
mengevaluasi kinerje dan tindakan bisnis. Tipe manajer yang sukses adalah
memiliki pengaruh intelegensi dalam memimpin, harus dapat selalu menentukan
rencana guna mencapai tujuan. Manajar harus dapat menggunakan kepandaiannya
untuk menghadapi segala masalah dengan bijaksana.
Filosofi
hidup dan gaya kepemimpinan manajerial berdasarkan pada pandangan yang pesimis
atau optimis terhadap orang lain. Melihat kembali ke manajer aktualisasi diri,
yang memandang orang lain secara optimis.Manajer mempengaruhi orang lain dalam
hal bekerja mencapai tujuan perusahaan. Cara-cara mereka mendominasi dan
mempengaruhi aktivitas orang lain secara langsung. Gaya kepemimpinan manajer
dan aplikasinya adalah ekspresi eksternal dari karakter dan jenis moral
pribadinya.
Formula
kepemimpinan yang baik adalah memiliki integritas, kemitraan dan penegasan.
Integritas diperoleh dari dari respek dan kepercayaan. Kemitraan adalah
mengumpulkan potensi-potensi yang ada dari anggota tim. Penegasan berarti
menjadikan orang lain mengerti dan mengetahui apa yang dilakukannya adalah
penting dan orang-orang itu juga merasa dihargai.
Sebuah
tim yang berkinerja tinggi tidak boleh menjadi lambat hanya karena ada yang
gagal dalam menjalankan komitmennya. Anggota tim yang tidak memiliki komitmen
berarti tidak respek pada tim dan anggota lainnya. Kepemimpinan menjadi efektif
apabila semuanya dimulai dari self-leadership setiap anggotanya. Dalam artian,
tim itu menjadi kuat, bila masing-masing pribadi dari anggotanya memang
berkomitmen untuk selalu respek dan loyalitas terhadap kemajuan timnya.
Kepimpinan
bersifat dua arah. Di mana kepimpinan bukanlah merupakan apa yang anda lakukan
terhadap orang lain, melainkan apa yang anda lakukan bersama orang lain. Dalam
tim, kita tidak bekerja sendiri. Masing-masing anggota mengemban tugas
masing-masing dan mereka bekerja mandiri namun masih bergantung dan
berkesinambungan satu sama lainnya. Dalam tim dibutuhkan kerjasama dan
kekompakan yang akan menjadikan tim tersebut kuat dan solid.
Dalam
sebuah tim, sangat dibutuhkan kepercayaan. Kepercayaan berarti membiarkan orang
lain melakukan apa yang menjadi tugas dan wewenangnya serta bertindak secara
sama tetapi masih di dalam batas kewajaran. Misalnya anggota diberi kepercayaan
memiliki hak dan kewajiban bekerja memakai computer, bukan berarti bila sang
pemimpin tim tidak berada di tempat, lalu anggota tim itu bisa dengan leluasa
bermain game atau internet. Begitu juga dengan pemimpin, pemimpin bukan berarti
bebas lepas melakukan apapun jua yang Ia sukai. Pemimpin juga harus selalu
menghormati peraturan yang telah ditetapkan bersama. Kepercayaan terjadi
apabila nilai dan tingkah laku bertemu. Orang-orang akan semakin menaruh respek
dan kepercayaan kepada pemimpin, apabila apa yang diucapkan sang pemimpin sama
dengan apa yang dilakukannya, KONSISTEN atau tidak NATO (No Action, Talk Only).
Kunci
kepemimpinan yang efektif terletak pada hubungan yang dibentuk bersama anggota
tim lainnya. Kepimpinan dimulai dari diadakannya rapat pembentukan. Apa yang
hendak dicapai? Dengan siapa pemimpin akan bekerja? Pemimpin juga harus selalu
melakukan dialog bersama anggotanya, meminta saran dan masukan dan juga tak
segan-segan menegur bila anggotanya ada yang melakukan kesalahan. Pemimpin pun
harus mampu legawa menerima kritikan dari bawahan sebagai cambukan agar bekerja
lebih baik di kemudian hari. Formula rahasia yang kedua ini berakar dari
berbagai informasi. Membagikan gambaran besar akan menjadikan setiap orang
berada di halaman yang sama. Selain itu, waktu untuk berdiskusi secara satu per
satu akan menambah kualitas kemitraan itu sendiri. Hubungan menjadi lebih dekat
(dalam batas wajar), menjalankan tugas terasa lebih ringan apabila dikerjakan
secara bersama-sama dan saling percaya. Bukankah mendaki terasa lebih gampang
apabila dilakukan bersama-sama? Sapu lidi pun tak dapat membersihkan kotoran
bila tidak digengam semuanya.
Selain
itu, pemimpin juga diharapkan memberikan pujian, bila hasil kerja anggota
timnya memang bagus. Pemimpin jangan terlalu gengsi atau menjaga jarak. Karena
pujian juga merupakan hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Pujian yang
efektif apabila diberikan secara spesifik, tulus dan dengan cepat setelah
kejadian yang layak beroleh pujian terjadi. Pujian merupakan jalan terbaik bagi
seseorang untuk mengetahui kalau karyanya diakui, sehingga Ia akan semakin
berkeinginan untuk lebih maju lagi dalam berkarya. Setiap orang memiliki tenaga
untuk memberikan pujian. Ada kalanya kita menjumpai pekerja yang kinerjanya
kurang baik. namun kita juga harus mengakui kalau si pekerja masih memiliki
kemampuan dan kesempatan untuk bekerja lebih baik lagi di masa datang.
Orang-orang akan berpikir untuk dirinya sendiri apabila seorang pemimpin
berhenti berpikir untuk mereka. Kepemimpinan pada dasarnya adalah bagaimana membawa
orang-orang menuju ke tempat yang seharusnya. Pencapaian yang tertinggi dari
seorang pemimpin adalah saat mereka memperoleh respek dan kepercayaan.
Pemimpin
yang baik juga harus dapat menilai, mengembangkan dan mempertahankan kemampuan
kepemimpinan pribadi sepanjang waktu. Dapat menginspirasi dan memotivasi orang
lain (atau bawahannya). Menumbuhkna kepemimpinan yang disegani dalam tim dan
organisasi atau perusahaan. Meningkatkan resonance (kewibawaan) untuk dapat
selalu mendorong kinerja bawahan.
Aspek
yang sangat penting daripada seorang pemimpin adalah Emotional Intelligence
nya. Di mana peran kecerdasan emosi sangat penting dalam kepemimpinan. Emosi
pemimpin itu dapat menular ke seluruh organisasi. Bila seorang pemimpin selalu
memancarkan energi dan antusiasme dalam bekerja, maka kinerja organisasi atau
perusahaan pun akan meningkat. Tidak pernah pantang menyerah, maka semua
anggota tim akan begitu. Namun bila seorang pemimpn memancarkan negativitas dan
ketidak nyamanan, maka kinerja organisasi akan merosot.
Pemimpin
yang baik juga harus menyiratkan bahwa Ia adalah seorang pembimbing, demokratis
dan penentu kecepatan dalam bekerja. Dalam membuat suatu keputusan, pemimpin
sekiranya jangan plin-plan atau tidak pasti. Karena hal ini dapat memberikan
dampak buruk bagi emosi bawahannya. Di mana bawahan akan merasa bahwa
pemimpinnya tidak bijaksana. Sehingga mereka pun akan sering plin-plan dalam
bertindak. Padahal kita ketahui bersama pengambilan keputusan sangat penting
dalam kegiatan manajerial.
Pemimpin
yang baik adalah seorang cakap dalam bernegosiasi dalam perundingan, dan piawai
saat berhadapan dengan siasat lawan. Pemimpin yang baik juga harus selalu dapat
menjadi teladan dan contoh tertinggi bagi anggotanya dalam hal keberanian,
pengorbanan dan pengendalian diri. Serta seseorang yang cerdas dalam menyusun
strategi. Mengingat bahwa kepimpinan sangat berhubungan erat dengan strategi.
Seperti dalam berperang, tentu maju dengan strategi perang yang mantap dulu
barulah berangkat. Begitu pula dengan para pemimpin dalam bisnis atau manajer.
Strategi dapat ditentukan dari berbagai sudut pandang. Strategi yang baik juga
mengandung nilai-nilai yang dapat membawa tim menuju keberhasilan, strategi
yang baik juga dapat mengembangan hasil dari kinerja tim. Namun seorang
pemimpin jangan hanya bisa membuat strategi, namun Ia harus berani melaksanakan
strategi itu, walaupun untuk pencapaiannya harus melewati berbagai risiko.
Namun perlu diingat pula bahwa seorang pemimpin yang baik tidak akan
menempatkan anggotanya pada risiko yang sangat fatal. Karena sebagai seorang
pemimpin, Ia harus selalu menjaga keutuhan dari timnya.
sip..bgt..
BalasHapusgmn mb. caranya bersikp.klo bawahan kita sering melnggar aturan,tapi dia adlh tman sendiri.